Ini cerita temen kita di Jakarta, namanya Andri dan Ayumi. Nah si Andri ini orang Jawa tulen yang pemalu banget, kalo ngomong perlu waktu lima kali lipat lamanya daripada orang biasa kayak kita ngomong. pribadinya kebentuk dari aturan-aturan Jawa yang masih kentel dalam keluarganya. Tapi kalo Ayumi itu orang Palembang Asli yang cantik dan kalo udah ngomong cepet banget kayak ga ada jedah. Mereka berdua terlibat dalam hubungan terlarang yang selalu membuat mereka jadi bego dan kadang-kadang ga bisa ngebedain antara makanan Kucing ama makanan Kambing, si kucing dikasih rumput dan si kambing dikasih ikan. kayaknya mereka bener-bener lupa kalo makhluk yang namanya kucing itu pemakan daging dan kambing itu vegetarian. Hmm... efek dari hubungan yang disebut cinta ternyata begitu berbahaya.
Sebenernya bukan masalah efek cinta yang mau kita bahas disini, tapi ada cerita yang lebih seru dan sayang kalo dilewatin (kayaknya familiar deh sama kalimatnya).
Jadi ceritanya pas lagi liburan kuliah si Andri mengunjungi keluarga besar Ayumi di Jakarta, karena liburan masih panjang Andri diajak sama bokapnya Ayumi ke tanah kelahiran Ayumi di Palembang. Andri yang diajak kesana pun seneng banget diterima dengan baik dalam keluarga Ayumi. Singkat certa samapailah mereka semua di Palembang.
Baru sehari sampai disana keluarganya Ayumi sudah kedatangan banyak sekali undangan untuk menghadiri acara. Wajar aja sih mengingat keluarganya Ayumi termasuk kategori orang penting di Palembang. Kebetulan ada salah satu acara yang bentrok dengan acara yang ga bisa ditinggalin ama bokap n nyokapnya Ayumi. Bokapnya Ayumi minta tolong sama Ayumi untuk pergi ke acara IKABAS (Ikatan Keluarga Besar Sumatera Selatan) sebagai wakilnya.
Bokap Ayumi: Yu, tolongin papa datang ke acara IKABAS besok sekalian ajak si Andri biar dia terbiasa dengan budaya Palembang
Ayumi: Iya, Pa
Andri: hanya bisa ngangguk dan kejang-kejang tanda setuju
Besoknya datanglah mereka berdua ke acara yang setiap bulannya selalu diadain di salah satu rumah keluarga yang terdaftar didalamnya. Andri yang ga pernah dan ga tau apa-apa mengenai masalah kayak gin cuma manut aja digandeng sama Ayumi untuk masuk. Tadinya Andri ga mau turun dari dalam mobil dengan alesan ga enak badan, namun karena Ayumi memaksanya dia pun akhirnya menyerah dan mengikuti semua perintah dari kekasihnya itu. Percaya atau ga, Andri sempet muntah-muntah sebelum pergi, itu sindrom yang selalu terjadi ketika dia pertama kalinya masuk dalam lingkungan baru.
Andri selalu berada di samping Ayumi dalam acara, entah apa yang dipikirin ama anak satu itu. tapi karna Ayumi terlalu sibuk dengan beberapa temannya yang ada disana akhirnya Andri menjauh dari perbincangan cewek yang isinya ga jauh-jauh dari gosip. sedikit demi sedikit Andri mulai terbiasa dengan suasana.
Ngobrol-ngobrol udah, waktunya makan nih. dengan semangat Andri langsung mengantri di barisan pertama. semua makanan khas Palembang tersaji disana. Dan perburuan dimulai, karena rasa penasaran dan rasa laparnya Andri langsung saja mengambil makanan yang belum pernah ia rasakan. Di meja bagian terakhir masih terdapat tiga tempat makanan yang terdiri dari sup, es endol, dan kerupuk. Dia pun mengambil sup dan mencampurnya ke dalam nasi, karena tidak tau jenis-jenis makanan Palembang, Andri dengan yakinnya mengambil es cendol yang dikiranya adalah sup juga. Dia baru tersadar kalau yang diambilnya adalah cendol, namun terlambat. Semua cendol sudah menghiasi piringnya. Karena malu, Andri tidak mau mengganti piringnya dengan yang baru. Walhasil dia harus memakan semua yang dia ambil.
Ayumi yag telah selesai makan dan ngobrol dengan teman-temannya menghampiri Andri dan mengajaknya pulang, dari belakang ada sepasang suami istri yang sedang bergosip dengan teman-temannya. (semua kalimat yang dimiringkan merupakan terjemahan dari bahasa Palembang)
Suami dan Istri: Ibu-ibu, tau ga tadi saya sama suami ngeliat ada anak yang makan nasi pake cendol
Ibu-Ibu gossipers: masa sih, ih kok aneh terus beneran dimakan sama dia?
Suami dan Istri: Iyalah, orang kita duduk di belakang dia tadi pas makan
Ibu-ibu gossipers: ya ampun ada-ada aja ya anak jaman sekarang
Ayumi yang mendengar cerita tersebut cuma tersenyum menanggapinya. Di perjalanan pulang, dengan suara bergetar Andri melakukan pengakuan dosa...
Andri: Yank, anu... anu... aku mau ngomong sesuatu
Ayumi: Ya uda ngomong aja, apaan?
Andri: Tadi... pas mau ngambil makanan, aku kira yang aku ambil itu sama kayak makanan santan lainnya, eh ga taunya itu cendol yank
Ayumi: Oh jadi kamu toh, orang yang digosipin ibu-ibu, makan nasi pake cendol tadi... Ya ampun yank untung aku ga ngasih komentar apa-apa.
Andri: Lagian orang yang punya hajat aneh banget, masa naro minuman di meja makanan, sebelahan sama sup lagi... ya buat orang kayak aku yang ga tau apa-apa ini ga akan ngira itu cendol. Tapi cendol+sup+nasi enak juga yank.
Minggu, 25 Januari 2009
Sop Cendol
Sabtu, 24 Januari 2009
Calon Mertua
Kalau yang satu ini cerita ga menyangkut kita berdua. Ini adalah salah satu cerita dari sahabat kita yang ga mau namanya disebut. Kalau di acara-acara reportase investigasi ada nama samaran yang mereka pakai, karen itu untuk lebih meyakinkan pembaca akan cerita ini, kita berdua juga menggunakan nama samaran dalam cerita ini.
Panggil saja dia Petruk. Waktu itu petruk punya cewek namanya yang namanya kita samarkan juga yaitu Hanifah. Mereka pacaran hampir 3 tahun. Hari itu hari minggu Hanifah bermaksud mengundang Petruk datang ke rumah Hanifah untuk diperkenalkan dengan kedua orang tuanya. Karena katanya, Ayah Hanifah ingin mengenal pacar Hanifah lebih jauh.
Dari pagi Petruk sudah mencari baju yang terbaik untuk dipakai ke rumah Hanifah, baginya kesan pertama itu begitu menentukan. Sekitar pukul 12 siang, Petruk pergi kerumah Hanifah dengan membawa sedikit oleh-oleh berupa kue. Ya, itu adalah salah satu trik yang digunain untuk ngerebut hati calon mertua.
Sesampainya di rumah Hanifah, Petruk menekan bel yang tersedia di pintu gerbang rumah Hanifah. Tidak perlu lama menunggu, pintu dibuka oleh seorang laki-laki sambil membawa gunting rumput. Dengan ramahnya sang laki-laki tersebut mempersilahkan Petruk untuk masuk kerumah.
Laki-laki membawa gunting rumput: silahkan duduk, nanti saya panggilkan Hanifahnya.
Petruk: Ya, makasih. Pak..Pak...tunggu sebentar, nie ada kue yang saya bawa dari rumah spesial saya beli di toko kue yang paling mahal. Tolong bapak bawa ini kedapur terus tolong disusun di piring ya pak. Nanti kue itu bawa keluar lagi kalau Hanifahnya udah keluar.
Laki-laki yang membawa gunting rumput: Oh gitu ya mas.
Petruk duduk di sofa ruang tamu Hanifah, tidak berapa lama Hanifah keluar dari kamarnya. Sekitar 10 menit Petruk dan Hanifah bercerita. Tidak berapa lama laki-laki yang membawa gunting rumput keluar membawa piring yang berisikan kue yang di beli Petruk.
Laki-laki yang membawa gunting rumput: Silahkan kuenya
Hanifah: Lho kok Ayah yang bawa makanannya dari dapur? Mang Asep kemana?
Mendengar perkataan Hanifah, Petruk bingung dan bertanya-tanya dalam hati apa dia baru mengalami congek sesaat.
Laki-laki yang membawa gunting rumput: Ga apa-apa, Mang Usepnya lagi ke warung, jadi Ayah yang bawa makanannya. Ini juga permohonan dari nak Petruk.
Sesaat muka petruk pucat seperti tidak dialiri darah. Seperti waktu yang berjalan di sekitar Petruk seakan berhenti. Ingin rasanya ia menutupi mukanya menggunakan kantong kresek yang paling gede, kalau perlu dia meminta doraemon untuk mengeluarkan pintu kemana saja, agar bisa membawa dia pergi dari Hadapan Hanifah dan Ayahnya.
Hanifah: Oh Ayah udah kenal sama Petruk?
Laki-laki yang membawa gunting rumput: Ya, tadi Ayah kenalan sama Petruk, orangnya baik dan sopan bangeth sama Ayah. Bagai disamber gledek di siang hari. Petruk sudah tidak berani untuk mengangkat mukanya. Ternyata Laki-laki yang membawa gunting rumput, yang ia suruh membawa kue yang ia beli toko yang paling mahal, ya kasarnya orang itu yang dia anggap sebagai pembantu rumah Hanifah, tidak lain tidak bukan adalah Ayah Hanifah sendiri.
Tragedi Alfamart
Gw masii inget bangeth cerita nie. Cerita ni bersangkutan juga dengan Pepatah Tak kenal maka Tak Sayank, jangan Sok Kenal Sok Dekat de lo...
Jadi siang itu kita berdua baru aja selese belanja bulanan di Alfamart Palembang, semua kebutuhan pokok dari yang paling kecil seperti tusuk gigi sampe yang paling gede 1 ton karung beras. Setelah semua selesai dibeli, kita berdua langsung cabut ke mobil.
Posisi mobil udah siap mundur, tiba-tiba Ayu berteriak STOP, uh, ada untungnya juga gw suka nonton Tokyo Drive, film yang menceritakan kehebatan seorang driver dalam mengemudikan mobilnya, jadi dengan posisi siaga, gw langsung nginjek rem sekuat tenaga.
Ayu: “Bentar nes, kayakna gw kenal ma cewek itu..”
Gw: “Emang dya siapa?”
Ayu: “Ga salah lagi, gw yakin bangeth, tu cewek temen TK gw Nes”
Tanpa babibu, Ayu turun dari mobil dan menyapa wanita tersebut. Gw nunggu dimobil dan memperhatikan tingkah Ayu saat menyapa wanita tersebut. Hebat juga si Ayu, udah berapa puluh tahun ninggalin TK tapi masih inget aja sama temen lamanya. Klo gw boro-boro, temen SD aja kadang gw ga inget apalagi temen TK yang ga tahu rimbanya dimana.
Awalnya saat gw liat ga ada masalah antara si Ayu dengan wanita tersebut, tapi lama kelamaan pemandangannya mulai aneh. Wanita tersebut terlihat marah dan memandang sinis ke Ayu. Muka Ayu yang tadinya sumringah berubah asem, lebih asem daripada biasanya. Karena menurut gw suasana mulai ada yang ga beres, gw berinisiatif turun untuk mendengar secara langsung percakapan antara dua wanita bermuka asem dan bermuka sangar.
Betapa terkejutnya gw, wanita tersebut ternyata mengeluarkan kata-kata kasar kearah Ayu.
Wanita bermuka sangar: “Eh, jangan suka asal-asal pegang deh lo...
Wanita bermuka asem: “Gw khan udah minta maaf, gw kira lo temen TK gw”
Wanita bermuka sangar: “Emang muka gw kayak muka ibu-ibu apa?gw ini masih umur 25, mana pantes gw dibilang mirip temen TK lo.
Wanita bermuka asem: “muka lo ma umur lo itu ga sama..
Wanita bermuka sangar: “ Jangan Sok Kenal Sok Dekat de lo.
Sebelum Ayu ngejawab pernyataan wanita bermuka sangar, gw dengan cepat menutup mulut Ayu. Gw ga pengen aja kalau keributan yang gw liat bakal jadi berkepanjangan. Bisa-bisa bakal pecah Perang Alfamart, karena gw tiba-tiba inget sama Perang Revolusi dan Perang Israel, ga enak elit bangeth khan.
Gw si bisa aja masa bodoh sama pertengkaran mereka, secara gw sama sekali ga ngerti apa yang mereka ributin. Gw masuk mobil, mundurin mobil terus cari parkir sejauh-jauhnya kalau perlu gw langsung pergi dari tempat itu. Tapi berhubung gw orangnya setia kawan, baik hati, tidak sombong dan gemar menabung, fikiran tersebut gw buang jauh-jauh.
Dengan mata yang berapi-api, rambut yang sudah mulai kusut, wanita bermuka sangar tersebut pergi dan meninggalkan kata-kata terakhir OH TERNYATA LO TEMAN GILANYA YA, DASAR CEWEK SINTING.
Gw langsung mendorong Ayu masuk ke mobil, biar ga ada Perang Alfamart seasons 2.
Ayu: “Kurang ajar banget tu tante, gw udah minta maaf, eh dianya malah nyemprot gw.
Gw: “Emang lo salah apa?bukannya lo bilang, lo kenal ma itu cewek?
Ayu: “Ya pertamanya gw fikir, dia temen TK gw, ya udah gw colek aja pantatnya. Itu salah satu kebiasaan gw ma temen TK gw. Eh, ternyata pas dia ngebalikin badan, buset Tante-tante.Yaudah karena gw fikir gw salah ya gw minta maaf, dan ngajak dia kenalan. Lo inget ga pepatah mengatakan Tak Kenal maka Tak Sayang. Gw jalanin pepatah tersebut.. Eh tu tante malah marah-marah, bilangin gw Sok Kenal Sok Deket lagi..Ya udah akhirnya kita adu mulut.
Gw yang ngedenger cerita selengkapnya dari Ayu berusaha untuk menahan diri agar ga kebawa emosi. Gw nyesel banget ga ngikutin suara hati gw untuk melarikan diri dari tempat itu, dan pura-pura ga kenal sama Ayu. Mana itu tante udah ngeliat muka gw juga, mungkin itu tante berfikir Ayu memiliki penyakit penyuka sesama jenis, dan gw adalah teman kencannya. Pesan gw adalah ikuti suara hati mu karena dia tidak pernah menjerumuskan mu.
Jumat, 23 Januari 2009
Basah...Basah...
Bangun tidur ku terus mandi
Tidak lupa menggosok gigi
Habis mandi kutolong ibu
Membersihkan tempat tidurku
Bantal guling bau pesing....
Ngomong-ngomong soal bau pesing, kita punya cerita seru mengenai istilah ini. Kita punya teman namanya Tedy asal kota Palembang. Sebenernya cerita ini, ga boleh dipublikasiin karena dapat mencemarkan nama baik, Cuma karena kegigihan kita menaklukan hati Tedy, akhirnya cerita ini pun diturunkan.
Suasana kelas begitu tegang saat ujian akhir nasional tingkat SMA. Semua murid duduk tenang dan seakan semuanya mengerti bahwa hari ini adalah penentuan akan hidup dan mati kita sebagai anak SMA.
Kita ga akan pernah ngeliat semua guru berpakaian rapih, bersih, wangi, ya cuma karena ujian ni mereka harus di make over terlebih dahulu.
Guru-guru yang semuanya rapi, mulai membagikan kertas jawaban kepada semua anak kelasnya. Satu kelas bisa duduki oleh tiga sampai empat pengawas, Huh, yang lebih menyeramkan sorot mata para guru seakan memperjelas TIDAK ADA YANG BOLEH NYONTEK...
Ga masalah soal contek menyontek, tapi yang perlu difikirin ga terlalu berlebihan tu kelas diawasi sampe empat guru, yang lebih mengherankan lagi tukang pembersih sekolah dan satpam ikut-ikutan nimbrung jadi pengawas.
20 menit berjalan normal, 30 menit mulai berisik,..40 menit berlalu tiba-tiba dari bangku paling belakang Tedy sedikit mengeluarkan suara yang sama sekali tidak enak di dengar..
Tedy: “Bu permisi, saya kebablasan ....”
Guru: “Maksudnya apa kebablasan?”
Tedy: “Saya udah ga bisa tahan lagi, udah ga bisa lagi bu...
Semua murid yang mendengarkan percakapan antara kedua belah pihak mulai mengasumsikan hal-hal yang berbeda. Ada rahasia apakah antara mereka berdua? apakah cinta terlarang seorang anak murid kepada gurunya. Tapi sepertinya itu ga mungkin, guru yang saat ini diajak bicara oleh Tedy udah berumur 50 tahun, bisa dibilang hampir sama dengan umur nenek perempuan Tedy.
Tedy: “Maaf bu, kertas ujian saya rusak, kertas itu udah ga bisa digunain lagi. Kertasnya basah bu kena air.Tadi saya udah gag tahan lagi nahan buang air kecil, karena takut air na turun kelantai dan buat lantai basah, saya memutuskan untuk menahannya menggunakan kertas lembar jawaban dan soal. Karena itu saya ingin meminta kembali lembar jawaban beserta soal. Tapi sebelumnya saya izin ke kamar kecil dulu.
Tidak hanya guru yang diajak bicara oleh Tedy diam seribu basah, tapi semua anak kelas yang tadinya terpaku dengan lembar soal kini semuanya terpaku pada ukiran air yang ada dicelana Tedy..
“Teman kecil” Perdana
Meskipun panas terik, semangat untuk pergi ke kampus tercinta tidak pernah pudar. Bukan karena dibilang sok rajin, tapi mau gimana lagi, setiap pergi ke kampus kedua orang tua kita yang ada di pulau seberang akan memantau dari kejauhan. Mungkin itulah dampak tekhnologi canggih, semua yang kita kerjain bisa dipanatu menggunakan jaringan 3G..selain bisa bertatap muka, biasanya sebelum ngobrol kedua orang tua kita bakal diem sekitar 3 detik,,kemudian teriak...
“Naaah...ada gambarnya...Woy, ada anak ku di handphone..”..Lebih memalukan lagi, dalam hitungan sedetik segerombolan anak-anak pedalaman akan berteriak...”waaaaa....”(ups anak pedaleman itu maksudnya sepupu kita)
itulah faktor utama yang mewajibkan kita berdua harus kuliah setiap hari.
Fiuh...lebih melelahkan lagi pada hari itu, tenaga kita diperlukan untuk membersihkan kamar salah satu teman kita bernama Perdana. Orang yang berparas tampan namun medok dengan bahasa jawanya. Orang yang paling jorok sedunia, bayangin saja, setiap pagi sebelum berangkat kuliah rutinitasnya setiap hari adalah membersihkan muka...tapi Perdana memiliki cara yang berbeda dalam membersihkan muka yaitu menggunakan jurus dua jari tangan.
Gerakan pertama jari telunjuk dan jari tengah dimasukkan kedalam air, setelah itu tempel kedua jari tersebut ke kelopak mata, berlanjut ke kedua lobang hidung, terakhir bersihkan gigi dengan jari itu juga. Alhasil semua belek, kotoran hidung, masuk menjadi satu, tercampur baur dengan jigong-jigong yang sudah lama tidak dibersihkan selama 1bulan. Bagi Perdana itulah rutinitasnya setiap hari sebelum pergi kuliah...
Kita berdua sudah bisa membayangkan bagaimana keadaan kamar yang ditinggalin Perdana, karena tidak akan berbeda jauh dari keadaan tubuhnya. Tapi karena, saat di kampus Perdana seakan mengemis meminta pertolongan, ya..sebagai teman yang baik kita pasti membantunya.
Sesampainya di kamar Perdana, suasana kamar tampak gelap. Satu langkah masuk kamar, kita mencium bau yang khas seperti bau iler..tau khan iler itu, air yang dikeluarkan dari mulut secara tidak sadar saat kita sedang tidur, nah kalau bantal sudah kena tu iler, bantal kita akan membentuk peta. Namanya peta iler.
Semangat, demi teman kita Perdana, apapun akan kita kerjakan..itu yang pertama kali terlintas dalam fikiran kita berdua. Gerakan pertama kita adalah mengganti semua sprei dan sarung bantal yang sudah berwarna hitam. Saat sarung bantal dibuka, tiba-tiba ada sejumlah kecoa yang saat itu sedang tertidur pulas menjadi terganggu,. Segerombalan kecoa itu sepertinya terganggu akan gerakan kita dan memilih untuk mencari tempat persembunyian yang lebih aman lagi. Huh..itu baru binatang pertama. Saat kita membuka karpet di lantai, waaaaa....sejumlah belatung dan kelabang lomba melarikan dari penglihatan kita. Buset, nie kamar atau kebun binatang????
Hal pertama yang terlintas dipikiran kita adalah, sudah lama Perdana tidur bersama dengan para penghuni kamar termasuk para kecoa yang tidur nyenyak di balik bantal kesayangannya. Mungkin dia terlalu sayang sama mereka semua sampe-sampe dia ga tega buat ngusir mereka.
Hal kedua, setiap malam para Kecoa, Belatung, dan Kelabang itu merupakan tempat dia berkeluh kesah. Hanya merekalah yang betah mendengarkan segala curahan hatinya sampe-sampe dia memberikan tempat-tempat yang ga akan telihat secara kasat mata oleh kami teman-temannya yang manusia inih.
Hal ketiga, kita ngerasa bersalah banget dengan Perdana karna kita sebagai temannya gagal mengajak dia kembali ke jalan manusia. Tapi suatu hari kita janji bakalan nyuruh temen-temen buat lebih merhatiin dia sebagai temen kita yang sah. Itu janji yang selalu kita tanamkan ke hati. Perdana, tunggu kita!!!
Ato apa Oto???
Kejadian ini terjadi beberapa bulan lalu, gw ngerasa sebagai korban yang bener-bener dungu. Gimana ga gw yang asal muasalnya anak komunikasi benar-benar merasa di kadalin idup-idup. Lebih lengkapnya ni gw ceritain buat kalian semua.
Waktu itu temen gw, Nesyia, lebih sering dipanggil Uni yang notabenenya satu daerah sama gw lagi dijenguk oleh mama tercintanya. Sebagai anak kosan dijenguk ama orangtua itu sama halnya dengan perbaikan gizi, sekaligus perbaikan hidup, secara kita yang hidup di bawah keadaan yang disebut normal sangatlah mendambakan adanya suntikan dana. Lumayanlah ga perlu keluar duit kalo ada orangtua, kalo kata Uni mereka itu Bank dunia jadi kudu dimanfaatin secara maksimal, gw pun setuju dengan pendapatnya (memang matre...) gapapa donk matre ma orangtua sendiri, kapan lagi coba?
Uni pernah bilang ama gw kalo dia mau pasang behel, nah pas mamanya datang ke kosan, dia langsung nodong mamanya buat buru-buru pergi ke klinik kedokteran tempat para calon dokter dari Universitas gw ditempa. Kami mengikuti segala prosedur sebagaimana mestinya. Akhirnya disepakati kami akan bertemu dokter setiap hari sabtu.
Dokter yang nanganin Uni itu baik dan ramah banget sama gue dan uni. gw dan Uni pun sangat respect dengannya. beberapa kali datang akhirnya behel pun telah terpasang dengan indahnya di gigi Uni. Kata dokter itu Uni harus rutin seminggu sekali buat ngecek behelnya, siapa tau ada yang lepas.
Minggu berikutnya gw sama Uni kesana lagi. Di tengah jalan terjadilah debat kusir yang cukup hebat tentang nama dokter yang menangani Uni. Gw keukeuh nama si dokter itu Ato sedangkan Uni yakin banget kalo nama dokter itu Oto. Gue ga mau ngalah apalagi si Uni yang ngerasa dokter itu punya dia. Wait... wait... emang siapa yang ngerebutin si dokter?
singkat cerita, setelah terjadi jambak-jambakan rambut dan lempar-lemparan sepatu, kami berdua sepakat untuk berdamai. Ketika akan membayar uang cek gigi...
Gw: tu kan bener Un, namanya Dokter Ato
Uni: iya sih, tapi minggu kemaren gw dengernya Oto, apa kuping gw congek ya?
Tiba-tiba teteh di kasir itu ikutan nyambung
Teteh Kasir: Lho, dua-duanya bener kok..
Gw dan Uni pandang-pandangan, dan masang tampang bego
Gw & Uni: Maksudnya, teh?
Teteh Kasir: Iya, dua-duanya bener. Kan nama dokternya Oto Sukato.
Oke deh sekarang jelas kan dimana letak kebegoan gw


