Suatu hari di kota Bandung, saat itu cuaca begitu panas mungkin hampir 33 derajat. Bisa dibayangkan setiap gerakan yang dilakukan akan menghasilkan berjuta-juta butiran keringat. Belum lagi jika keringat itu terkontaminasi dengan ketek yang berbulu lebat, jika dibersihkan dengan tisu, tuh tisu bisa sampe hitam..
Meskipun panas terik, semangat untuk pergi ke kampus tercinta tidak pernah pudar. Bukan karena dibilang sok rajin, tapi mau gimana lagi, setiap pergi ke kampus kedua orang tua kita yang ada di pulau seberang akan memantau dari kejauhan. Mungkin itulah dampak tekhnologi canggih, semua yang kita kerjain bisa dipanatu menggunakan jaringan 3G..selain bisa bertatap muka, biasanya sebelum ngobrol kedua orang tua kita bakal diem sekitar 3 detik,,kemudian teriak...
“Naaah...ada gambarnya...Woy, ada anak ku di handphone..”..Lebih memalukan lagi, dalam hitungan sedetik segerombolan anak-anak pedalaman akan berteriak...”waaaaa....”(ups anak pedaleman itu maksudnya sepupu kita)
itulah faktor utama yang mewajibkan kita berdua harus kuliah setiap hari.
Fiuh...lebih melelahkan lagi pada hari itu, tenaga kita diperlukan untuk membersihkan kamar salah satu teman kita bernama Perdana. Orang yang berparas tampan namun medok dengan bahasa jawanya. Orang yang paling jorok sedunia, bayangin saja, setiap pagi sebelum berangkat kuliah rutinitasnya setiap hari adalah membersihkan muka...tapi Perdana memiliki cara yang berbeda dalam membersihkan muka yaitu menggunakan jurus dua jari tangan.
Gerakan pertama jari telunjuk dan jari tengah dimasukkan kedalam air, setelah itu tempel kedua jari tersebut ke kelopak mata, berlanjut ke kedua lobang hidung, terakhir bersihkan gigi dengan jari itu juga. Alhasil semua belek, kotoran hidung, masuk menjadi satu, tercampur baur dengan jigong-jigong yang sudah lama tidak dibersihkan selama 1bulan. Bagi Perdana itulah rutinitasnya setiap hari sebelum pergi kuliah...
Kita berdua sudah bisa membayangkan bagaimana keadaan kamar yang ditinggalin Perdana, karena tidak akan berbeda jauh dari keadaan tubuhnya. Tapi karena, saat di kampus Perdana seakan mengemis meminta pertolongan, ya..sebagai teman yang baik kita pasti membantunya.
Sesampainya di kamar Perdana, suasana kamar tampak gelap. Satu langkah masuk kamar, kita mencium bau yang khas seperti bau iler..tau khan iler itu, air yang dikeluarkan dari mulut secara tidak sadar saat kita sedang tidur, nah kalau bantal sudah kena tu iler, bantal kita akan membentuk peta. Namanya peta iler.
Semangat, demi teman kita Perdana, apapun akan kita kerjakan..itu yang pertama kali terlintas dalam fikiran kita berdua. Gerakan pertama kita adalah mengganti semua sprei dan sarung bantal yang sudah berwarna hitam. Saat sarung bantal dibuka, tiba-tiba ada sejumlah kecoa yang saat itu sedang tertidur pulas menjadi terganggu,. Segerombalan kecoa itu sepertinya terganggu akan gerakan kita dan memilih untuk mencari tempat persembunyian yang lebih aman lagi. Huh..itu baru binatang pertama. Saat kita membuka karpet di lantai, waaaaa....sejumlah belatung dan kelabang lomba melarikan dari penglihatan kita. Buset, nie kamar atau kebun binatang????
Hal pertama yang terlintas dipikiran kita adalah, sudah lama Perdana tidur bersama dengan para penghuni kamar termasuk para kecoa yang tidur nyenyak di balik bantal kesayangannya. Mungkin dia terlalu sayang sama mereka semua sampe-sampe dia ga tega buat ngusir mereka.
Hal kedua, setiap malam para Kecoa, Belatung, dan Kelabang itu merupakan tempat dia berkeluh kesah. Hanya merekalah yang betah mendengarkan segala curahan hatinya sampe-sampe dia memberikan tempat-tempat yang ga akan telihat secara kasat mata oleh kami teman-temannya yang manusia inih.
Hal ketiga, kita ngerasa bersalah banget dengan Perdana karna kita sebagai temannya gagal mengajak dia kembali ke jalan manusia. Tapi suatu hari kita janji bakalan nyuruh temen-temen buat lebih merhatiin dia sebagai temen kita yang sah. Itu janji yang selalu kita tanamkan ke hati. Perdana, tunggu kita!!!
Meskipun panas terik, semangat untuk pergi ke kampus tercinta tidak pernah pudar. Bukan karena dibilang sok rajin, tapi mau gimana lagi, setiap pergi ke kampus kedua orang tua kita yang ada di pulau seberang akan memantau dari kejauhan. Mungkin itulah dampak tekhnologi canggih, semua yang kita kerjain bisa dipanatu menggunakan jaringan 3G..selain bisa bertatap muka, biasanya sebelum ngobrol kedua orang tua kita bakal diem sekitar 3 detik,,kemudian teriak...
“Naaah...ada gambarnya...Woy, ada anak ku di handphone..”..Lebih memalukan lagi, dalam hitungan sedetik segerombolan anak-anak pedalaman akan berteriak...”waaaaa....”(ups anak pedaleman itu maksudnya sepupu kita)
itulah faktor utama yang mewajibkan kita berdua harus kuliah setiap hari.
Fiuh...lebih melelahkan lagi pada hari itu, tenaga kita diperlukan untuk membersihkan kamar salah satu teman kita bernama Perdana. Orang yang berparas tampan namun medok dengan bahasa jawanya. Orang yang paling jorok sedunia, bayangin saja, setiap pagi sebelum berangkat kuliah rutinitasnya setiap hari adalah membersihkan muka...tapi Perdana memiliki cara yang berbeda dalam membersihkan muka yaitu menggunakan jurus dua jari tangan.
Gerakan pertama jari telunjuk dan jari tengah dimasukkan kedalam air, setelah itu tempel kedua jari tersebut ke kelopak mata, berlanjut ke kedua lobang hidung, terakhir bersihkan gigi dengan jari itu juga. Alhasil semua belek, kotoran hidung, masuk menjadi satu, tercampur baur dengan jigong-jigong yang sudah lama tidak dibersihkan selama 1bulan. Bagi Perdana itulah rutinitasnya setiap hari sebelum pergi kuliah...
Kita berdua sudah bisa membayangkan bagaimana keadaan kamar yang ditinggalin Perdana, karena tidak akan berbeda jauh dari keadaan tubuhnya. Tapi karena, saat di kampus Perdana seakan mengemis meminta pertolongan, ya..sebagai teman yang baik kita pasti membantunya.
Sesampainya di kamar Perdana, suasana kamar tampak gelap. Satu langkah masuk kamar, kita mencium bau yang khas seperti bau iler..tau khan iler itu, air yang dikeluarkan dari mulut secara tidak sadar saat kita sedang tidur, nah kalau bantal sudah kena tu iler, bantal kita akan membentuk peta. Namanya peta iler.
Semangat, demi teman kita Perdana, apapun akan kita kerjakan..itu yang pertama kali terlintas dalam fikiran kita berdua. Gerakan pertama kita adalah mengganti semua sprei dan sarung bantal yang sudah berwarna hitam. Saat sarung bantal dibuka, tiba-tiba ada sejumlah kecoa yang saat itu sedang tertidur pulas menjadi terganggu,. Segerombalan kecoa itu sepertinya terganggu akan gerakan kita dan memilih untuk mencari tempat persembunyian yang lebih aman lagi. Huh..itu baru binatang pertama. Saat kita membuka karpet di lantai, waaaaa....sejumlah belatung dan kelabang lomba melarikan dari penglihatan kita. Buset, nie kamar atau kebun binatang????
Hal pertama yang terlintas dipikiran kita adalah, sudah lama Perdana tidur bersama dengan para penghuni kamar termasuk para kecoa yang tidur nyenyak di balik bantal kesayangannya. Mungkin dia terlalu sayang sama mereka semua sampe-sampe dia ga tega buat ngusir mereka.
Hal kedua, setiap malam para Kecoa, Belatung, dan Kelabang itu merupakan tempat dia berkeluh kesah. Hanya merekalah yang betah mendengarkan segala curahan hatinya sampe-sampe dia memberikan tempat-tempat yang ga akan telihat secara kasat mata oleh kami teman-temannya yang manusia inih.
Hal ketiga, kita ngerasa bersalah banget dengan Perdana karna kita sebagai temannya gagal mengajak dia kembali ke jalan manusia. Tapi suatu hari kita janji bakalan nyuruh temen-temen buat lebih merhatiin dia sebagai temen kita yang sah. Itu janji yang selalu kita tanamkan ke hati. Perdana, tunggu kita!!!

3 komentar:
klo ada waktu,bersihin kamar ak ya..
hehehehe
ps:siapapun bisa jadi teman..siapapun bisa jadi lawan..
buset dah kari gini masi ada aja ya orang yang jorok na kaya gt???
masa allah....
muda2an tu orang dapet pencerahan dari tuhan yg maha esa..amin....
wew . . parah ! subhanAllah bgt gw baca niy cerita . . betah bgt dgn keadaan kamaaar yg begituu .
Posting Komentar