Kalau yang satu ini cerita ga menyangkut kita berdua. Ini adalah salah satu cerita dari sahabat kita yang ga mau namanya disebut. Kalau di acara-acara reportase investigasi ada nama samaran yang mereka pakai, karen itu untuk lebih meyakinkan pembaca akan cerita ini, kita berdua juga menggunakan nama samaran dalam cerita ini.
Panggil saja dia Petruk. Waktu itu petruk punya cewek namanya yang namanya kita samarkan juga yaitu Hanifah. Mereka pacaran hampir 3 tahun. Hari itu hari minggu Hanifah bermaksud mengundang Petruk datang ke rumah Hanifah untuk diperkenalkan dengan kedua orang tuanya. Karena katanya, Ayah Hanifah ingin mengenal pacar Hanifah lebih jauh.
Dari pagi Petruk sudah mencari baju yang terbaik untuk dipakai ke rumah Hanifah, baginya kesan pertama itu begitu menentukan. Sekitar pukul 12 siang, Petruk pergi kerumah Hanifah dengan membawa sedikit oleh-oleh berupa kue. Ya, itu adalah salah satu trik yang digunain untuk ngerebut hati calon mertua.
Sesampainya di rumah Hanifah, Petruk menekan bel yang tersedia di pintu gerbang rumah Hanifah. Tidak perlu lama menunggu, pintu dibuka oleh seorang laki-laki sambil membawa gunting rumput. Dengan ramahnya sang laki-laki tersebut mempersilahkan Petruk untuk masuk kerumah.
Laki-laki membawa gunting rumput: silahkan duduk, nanti saya panggilkan Hanifahnya.
Petruk: Ya, makasih. Pak..Pak...tunggu sebentar, nie ada kue yang saya bawa dari rumah spesial saya beli di toko kue yang paling mahal. Tolong bapak bawa ini kedapur terus tolong disusun di piring ya pak. Nanti kue itu bawa keluar lagi kalau Hanifahnya udah keluar.
Laki-laki yang membawa gunting rumput: Oh gitu ya mas.
Petruk duduk di sofa ruang tamu Hanifah, tidak berapa lama Hanifah keluar dari kamarnya. Sekitar 10 menit Petruk dan Hanifah bercerita. Tidak berapa lama laki-laki yang membawa gunting rumput keluar membawa piring yang berisikan kue yang di beli Petruk.
Laki-laki yang membawa gunting rumput: Silahkan kuenya
Hanifah: Lho kok Ayah yang bawa makanannya dari dapur? Mang Asep kemana?
Mendengar perkataan Hanifah, Petruk bingung dan bertanya-tanya dalam hati apa dia baru mengalami congek sesaat.
Laki-laki yang membawa gunting rumput: Ga apa-apa, Mang Usepnya lagi ke warung, jadi Ayah yang bawa makanannya. Ini juga permohonan dari nak Petruk.
Sesaat muka petruk pucat seperti tidak dialiri darah. Seperti waktu yang berjalan di sekitar Petruk seakan berhenti. Ingin rasanya ia menutupi mukanya menggunakan kantong kresek yang paling gede, kalau perlu dia meminta doraemon untuk mengeluarkan pintu kemana saja, agar bisa membawa dia pergi dari Hadapan Hanifah dan Ayahnya.
Hanifah: Oh Ayah udah kenal sama Petruk?
Laki-laki yang membawa gunting rumput: Ya, tadi Ayah kenalan sama Petruk, orangnya baik dan sopan bangeth sama Ayah. Bagai disamber gledek di siang hari. Petruk sudah tidak berani untuk mengangkat mukanya. Ternyata Laki-laki yang membawa gunting rumput, yang ia suruh membawa kue yang ia beli toko yang paling mahal, ya kasarnya orang itu yang dia anggap sebagai pembantu rumah Hanifah, tidak lain tidak bukan adalah Ayah Hanifah sendiri.
Sabtu, 24 Januari 2009
Calon Mertua
Label:
Lebaii Story
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

3 komentar:
ahahah...
menurut gw jgn s'kali2 menilai orang dr penampilan luar na ajh...
bs jd orng itu lbh baik ato lbh buruk dr penampilan luar na...
jgn liat orang dari luar ny.....kata tukul dont look the book from the cover...
wakkaakakkaakka....aseli gw ngakak abis baca ini...
si Petruk O'on bgt sich? emang ini pernah terjadi??
NB : Buat petruk besok2 lagi kalo mo ngapel bawa tameng sekalian buat ngadepin calon mertua....hehehehe
Posting Komentar